Dicari Pemimpin Bijak
dan Nasionalis!
Tak terasa kita
telah menginjak tahun 2012 dan banyak sekali moment penting telah terjadi
sepanjang 2011. Mulai dari runtuhnya jembatan Kutai Kertanegara dan kekerasan
Mesuji menutup tahun dengan kelam. Namun kedua masalah itu hanyalah menjadi
perbincangan dan perdebatan dibeberapa stasiun tv swasta tanpa ada penyelesaian
nyata. Khusus dalam kejadian Mesuji SBY hanya membentuk TPF bukannya
memerintahkan mentri terkait untuk mengusut penyebab kejadian itu. Selain itu hingga
saat ini koordinasi antar mentri pun tidak maksimal. Pencapaian target
infrastruktur 2012 pun dikebut, karena faktor tersebut penyebab investasi
kurang maksimal.
Senin, 2 januari
2012 SBY membuka perdagangan saham di gedung BEI ditemani Menko Perekonomian sekaligus besan Hatta
Rajasa. Kejadian ini berindikasi bahwa pemerintahan hanya fokus pada sektor non
riil bukan riil. Pencapaian target ekonomi 6.5% hanya menguntungkan kalangan
menengah ke atas. Padahal dengan mengenjot sektor riil khususnya UMKM target
ekonomi 6.5% bisa dicapai dengan mudah, bahkan 10% bukan isapan jempol.
Kebijakan yang dianut oleh pemerintahan pusat diadopsi oleh pemerintahan daerah
dimana investasi dikejar dengan mengorbankan ekonomi kerakyatan. Lahan
pertanian, perkebunan, bahkan perikanan digusur hanya demi sebuah mall saja.
Bijak menurut KBBI adalah selalu menggunakan
akal budi, jadi perlu sekali sifat tersebut dalam membangun ekonomi Indonesia
yang pada dasarnya adalah negara agraris. Dan nasionalis menurut KBBI adalah
pecinta nusa dan bangsa. Untuk itulah pemimpin super bijak dan nasionalis perlu
dicari dan dijadikan sebagai presiden Indonesia. Jika menengok dan meniru gaya
Hugo Chaves presiden Venezuela, maka makmurlah Indonesia ditambah lagi saat ini
ia telah menasioanlisasi Exxon dengan hanya memberi kompensasi 10%. Sebuah
keberanian sebagai salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Amerika
Selatan. Selain itu siapa tidak mengenal presiden Iran Ahmad Dinejad yang
sangat tidak disukai Amerika Serikat karena dinilai terlalu diktator dan tidak
demokratis. Padahal ia adalah salah satu pemimpin dunia yang bijak dan
nasionalis meskipun banyak yang tidak sependapat dengannya.
Khusus dalam
negri sosok pemimpin bijak dan nasionalis adalah walikota Solo Joko Widodo
adalah tipe idaman di 2014. Jokowi hanya satu pemimpin di Indonesia yang
memanusiakan pedagang kaki lima dan kalangan rakyat jelata, terbukti dengan
tidak adanya satpol PP di Solo. Selain itu Jokowi terkenal dengan kebijakan
ekonomi kerakyatan dan melestarikan cagas budaya di Solo, lihat saja hanya ada
2 mall di kota tersebut. Dan yang paling hebat adalah dia tidak menggunakan
mobil dinas baru yang mahal melainkan menggunakan mobil dinas berusia 11 tahun,
salutnya beliau berganti mobil dinas dengan menggunakan karya siswa SMKN 2
Surakarta. Saat menjajal mobil tersebut Jokowi terlihat sumringah
Dari paparan di
atas jelas bahwa Jokowi memiliki perpaduan gaya kepemimpinan yang bijak ala
Hatta dan nasionalis ala Soekarno, sebuah kombinasi dahsyat untuk menyembuhkan Indonesia yang sedang sakit
kronis. Majulah Indonesiaku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar