Senin, 17 Desember 2012

Dicari Pemimpin Bijak dan Nasionalis!



Dicari Pemimpin Bijak dan Nasionalis!

Tak terasa kita telah menginjak tahun 2012 dan banyak sekali moment penting telah terjadi sepanjang 2011. Mulai dari runtuhnya jembatan Kutai Kertanegara dan kekerasan Mesuji menutup tahun dengan kelam. Namun kedua masalah itu hanyalah menjadi perbincangan dan perdebatan dibeberapa stasiun tv swasta tanpa ada penyelesaian nyata. Khusus dalam kejadian Mesuji SBY hanya membentuk TPF bukannya memerintahkan mentri terkait untuk mengusut penyebab kejadian itu. Selain itu hingga saat ini koordinasi antar mentri pun tidak maksimal. Pencapaian target infrastruktur 2012 pun dikebut, karena faktor tersebut penyebab investasi kurang maksimal.
Senin, 2 januari 2012 SBY membuka perdagangan saham di gedung BEI ditemani  Menko Perekonomian sekaligus besan Hatta Rajasa. Kejadian ini berindikasi bahwa pemerintahan hanya fokus pada sektor non riil bukan riil. Pencapaian target ekonomi 6.5% hanya menguntungkan kalangan menengah ke atas. Padahal dengan mengenjot sektor riil khususnya UMKM target ekonomi 6.5% bisa dicapai dengan mudah, bahkan 10% bukan isapan jempol. Kebijakan yang dianut oleh pemerintahan pusat diadopsi oleh pemerintahan daerah dimana investasi dikejar dengan mengorbankan ekonomi kerakyatan. Lahan pertanian, perkebunan, bahkan perikanan digusur hanya demi sebuah mall saja.
 Bijak menurut KBBI adalah selalu menggunakan akal budi, jadi perlu sekali sifat tersebut dalam membangun ekonomi Indonesia yang pada dasarnya adalah negara agraris. Dan nasionalis menurut KBBI adalah pecinta nusa dan bangsa. Untuk itulah pemimpin super bijak dan nasionalis perlu dicari dan dijadikan sebagai presiden Indonesia. Jika menengok dan meniru gaya Hugo Chaves presiden Venezuela, maka makmurlah Indonesia ditambah lagi saat ini ia telah menasioanlisasi Exxon dengan hanya memberi kompensasi 10%. Sebuah keberanian sebagai salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Amerika Selatan. Selain itu siapa tidak mengenal presiden Iran Ahmad Dinejad yang sangat tidak disukai Amerika Serikat karena dinilai terlalu diktator dan tidak demokratis. Padahal ia adalah salah satu pemimpin dunia yang bijak dan nasionalis meskipun banyak yang tidak sependapat dengannya.
Khusus dalam negri sosok pemimpin bijak dan nasionalis adalah walikota Solo Joko Widodo adalah tipe idaman di 2014. Jokowi hanya satu pemimpin di Indonesia yang memanusiakan pedagang kaki lima dan kalangan rakyat jelata, terbukti dengan tidak adanya satpol PP di Solo. Selain itu Jokowi terkenal dengan kebijakan ekonomi kerakyatan dan melestarikan cagas budaya di Solo, lihat saja hanya ada 2 mall di kota tersebut. Dan yang paling hebat adalah dia tidak menggunakan mobil dinas baru yang mahal melainkan menggunakan mobil dinas berusia 11 tahun, salutnya beliau berganti mobil dinas dengan menggunakan karya siswa SMKN 2 Surakarta. Saat menjajal mobil tersebut Jokowi terlihat sumringah
Dari paparan di atas jelas bahwa Jokowi memiliki perpaduan gaya kepemimpinan yang bijak ala Hatta dan nasionalis ala Soekarno, sebuah kombinasi dahsyat untuk  menyembuhkan Indonesia yang sedang sakit kronis. Majulah Indonesiaku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar